Sabtu, 17 Desember 2011



GAMBARAN DARAH IKAN LELE


I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
            Darah dianggap sebagai jaringan khusus yang menjalani sirkulasi, terdiri dari sel-sel yang terendam dalam plasma darah. Aliran dalam seluruh tubuh menjamin lingkungan yang tetap, agar semua jaringan sel mampu melaksanakan fungsinya. Kemudian, darah merupakan salah satu komponen sistem transport yang sangat vital keberadaannya. Peran penting darah di dalam tubuh yaitu sebagai pengangkut zat-zat kimia seperti hormon, sebagai pengangkut zat buangan hasil metabolisme tubuh, ataupun sebagai pengangkut oksigen dan karbondioksida
.
            Darah merupakan cairan terpenting dalam tubuh makhluk hidup. Darah mengangkut oksigen, hormon, nutrien, dan hasil buangan. Darah merupakan salah satu parameter yang dapat digunakan untuk melihat kelainan yang terjadi pada ikan, baik yang terjadi karena penyakit ataupun kerena keadaan lingkungan. Sehingga dengan mengetahui gambaran darah ikan kita dapat mengetahui kondisi kesehatan suatu organisme (Delman and Brown, 1989 dalam Prasetyo et al, 2008)      
            Dalam budidaya, diketahuinya faktor kesehatan ikan sangat penting guna mencapai suatu target yang diinginkan untuk mencapai suatu keberhasilan. Oleh karena itu, maka praktikum ini mempelajari mengenai gambaran darah dari sampel ikan yaitu ikan lele.
1.2 Tujuan
            Tujuan praktikum ini adalah untuk mempelajari teknik pengukuran dan mengetahui nilai parameter hematologi ikan.

II. METODOLOGI
2.1 Waktu dan Tempat
            Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 06 Desember 2011, pukul 07.00–10.00 WIB di Laboratorium Lingkungan, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
2.2 Alat dan Bahan
            Alat yang digunakan adalah mikroskop cahaya, spuit, tabung ependorf, haemacytometer, pipet sahli, dan sentrifuge. Sedangkan bahan yang digunakan adalah ikan lele, Na Sitrat 3,8%, kapas beralkohol, larutan hayem, larutan turk`s dan akuades.
2.3 Prosedur Kerja
2.3.1 Penganbilan Darah Ikan
            Ikan diletakkan dengan kepala menghadap ke kiri, alat suntik dibilas dengan Na-sitrat dan disisakan isinya 1/20 bagian. Darah diambil dari vena kaudal dengan cara jarum ditusukkan di atas antara anus dan sirip anal, tusukan horizontal kearah kranial sampai mengenai tulang vertebrate. Kemudian, jarum ditarik sedikit setelah itu penghisap jarum suntik ditarik sampai darah terhisap sebatas yang diinginkan. Setelah darah diambil, jarum dan alat suntik dicabut serta luka bekas suntikan ditutup dengan kapas beralkohol. Kemudian jarum dilepas dari spuit dan darah dimasukkan ke dalam tabung ependorf yang telah dibilas dengan Na sitrat 3.8%.
2.3.2 Pembuatan Preparat Ulas
            Gelas objek dipegang dengan telunjuk dan ibu jari tangan kiri, kemudian darah diteteskan sedikit pada objek (A) pada bagian sebelah kanan. Setelah itu, gelas objek lain (B) diletakkan disebelah kiri tetesan darah. Kemudian tarik gelas objek (B) ke kanan membentuk sudut 30o . setelah darah menyebar, maka gelas B didorong dengan cepat ke kiri sehingga darah menyebar ke seluruh permukaan gelas objek (A). setelah di ulas, darah dikeringudarakan, kamudian fiksasi dengan larutan metanol selama 10 menit kemudian diwarnai dengan larutan giemsa. Lalu dicuci dengan akuades dan dikeringkan kemudian ditutup dengan gelas penutup dan terakhir diamati dengan mikroskop.
2.3.3 Kadar Hemoglobin
            Darah dihisap dengan pipet sahli sampai skala 20 mm3 atau pada skala 0,2 ml, ujung pipet dibersihkan dengan tissue. Darah dipindahkan kedalam tabung Hb-Meter yang telah diisi HCL 0,1 N sampai skala 10, kemudian diaduk selama 3 sampai 5 menit. Kemudian ditambahkan akuades sampai warnanya sama dengan warna larutan standar yang ada di dalam Hb-meter.
2.3.4 Hematokrit
            Salah satu ujung tabung mikrohematokrit dicelupkan kedalam tabung yang berisi darah sehingga darah akan merambat secara kapiler sampai volume ¾ bagian (sambil ditutup/dibuka). Kemudian ujung tabung tersebut ditutup dengan crytoseal dengan cara ujung tabung ditancapkan kira-kira sedalam 1 mm. kemudian tabung mikrohematokrit tersebut disentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 5 menit dengan posisi tabung yang bervolume sama berhadapan dan yang bersumbat disebelah luar dan posisi tabung diatur hingga seimbang. Setelah itu, diukur panjang bagian endapan serta panjang total endapan cairan dan dipersentasekan panjang endapan dibanding panjang total endapan dan cairan dalam persen (%).
2.3.5 Sel Darah Merah
            Darah dihisap dengan pipet berisi bulir merah sampai skala 1, kemudian tambahkan larutan hayem sampai skala 101, kemudian diaduk membentuk angka delapan selama 3 – 5 menit sehingga darah tercampur rata. Setelah diaduk, dua tetes pertama dalam larutan dibuang dan selanjutnya diteteskan pada haemacytometer tipe Neubauer dengan gelas penutup. Kemudian dihitung pada 5 kotak besar.
2.3.6 Sel Darah Putih
            Darah dihisap dengan pipet berisi bulir merah sampai skala 0,5, kemudian tambahkan larutan hayem sampai skala 11, kemudian diaduk membentuk angka delapan selama 3 – 5 menit sehingga darah tercampur rata. Setelah diaduk, dua tetes pertama dalam larutan dibuang dan selanjutnya diteteskan pada haemacytometer tipe Neubauer dengan gelas penutup. Kemudian dihitung pada 5 kotak kecil.
2.3.7 Indeks Fagositosis
            Indeks fagositosis dihitung menurut Anderson dan Siwicki (1993), yaitu sampel darah ikan dimasukkan kedalam mikrptiter plate sebanyak 50 µl dan ditambahkan suspensi Staphylococcus aureus dalam PBS (107 sel). Kemudian dicampur secara homogen dan diinkubasi selama 20 menit. Selanjutnya, campuran darah dan bakteri diambil sebanyak 5 µl, dibuat sediaan ulas dan dikeringudarakan. Ulasan darah diwarnai dengan pewarna giemsa selama 15 menit dan dicuci dengan air mengalir kemudian dikeringkan dengan tissue. Aktifitas fagositosis dihitung berdasarkan persentase sel yang menunjukan proses fagositosis dari 100 jumlah sel yang dihitung.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil
            Berdasarkan praktikum gambaran darah ikan yang telah dilakukan, diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 1. Kadar hemoglobin dan hematokrit pada ikan lele (Clarias sp.)
Kelompok
Shift
Kadar Hb (gr%)
Kadar Hematokrit (%)
1
Lingkungan
6.2
28
2
11
36
3
11
25
4
9.2
24.52
5
7.4
26.08
6
9.6
0.67
7
LKI
6.4
29.54
8
6.4
31.81
9
6.6
27.27
10
-
-
11
9.8
50
12
8.4
-
            Berdasarkan tabel 1 di atas, kadar hemoglobin ikan lele tertinggi terdapat pada kelompok 2 dan 3 yaitu 11 gr%, sedangkan kadar hemoglobin terendah terdapat pada kelompok 1 yaitu 6,2 gr%. Kadar hematokrit ikan lele tertinggi terdapat pada kelompok 11 yaitu 50%, sedangkan kadar hematokrit terendah terdapat pada kelompok 6 yaitu 0,67%.

Tabel 2. Jumlah sel darah merah  pada ikan lele (Clarias sp.)
Kelompok
Shift
Jumlah sel terhitung
Rata-rata sel terhitung
Total eritrosit (sel/mm3)
1
Lingkungan
299
59.8
2990000
2
105
21
210000
3
61
12.2
610000
4
18
3.6
180000
5
764
152.8
7640000
6
764
152.8
7640000
7
LKI
448
89.6
4480000
8
618
123.6
6180000
9
191
38.2
1910000
10
-
-
-
11
399
79.8
3990000
12
399
79.8
3990000
            Berdasarkan tabel 2 di atas, total eritrosit tertinggi terdapat pada kelompok 5 dan 6 yaitu 7640000 sel/mm3. Sedangkan total eritrosit terendah terdapat pada kelompok 4 yaitu 180000 sel/mm3.

Tabel 3. Jumlah sel darah putih  pada ikan lele (Clarias sp.)
Kelompok
Shift
Jumlah sel terhitung
Rata-rata sel terhitung
Total Leukosit(sel/ml)
1
Lingkungan
190
38
3040000
2
72
14.4
1152000
3
49
9.8
784000
4
37
7.4
592000
5
378
75.6
6048000
6
378
75.6
6048000
7
LKI



8
274
54.8
4384000
9
199
39.8
3184000
10



11
122
24.4
1952000
12
122
24.4
1952000
            Berdasarkan tabel 3 di atas, total leukosit tertinggi terdapat pada kelompok 5 dan 6 yaitu 6048000 sel/mm3, sedangkan total leukosit terendah terdapat pada kelompok  4 yaitu 784000 sel/mm3.

3.2 Pembahasan
            Darah berbentuk cairan yang berwarna merah, agak kental dan lengket. Darah mengalir diseluruh tubuh dan berhubungan langsung dengan sel-sel yang ada dalam tubuh. Darah terbentuk dari beberapa unsur, yaitu plasma darah, sel darah merah, sel darah putih dan keping darah. Plasma darah merupakan komponen terbesar dalam darah. Hampir 90% bagian dari plasma darah adalah air.plasma darah berfungsi untuk mengangkut sari-sari makanan ke sel-sel serta membawa sisa pembakaran dari sel ketempat pembuangan. Komponen lain adalah sel darah merah dan sel darah putih, sel darah merah mengandung banyak hemoglobin yang dibentuk dalam hati dan sumsum merah pada tulang pipih sedangkan sel darah putih dibentuk pada sumsum merah dan kelenjar limpa yang berfungsi melawan kuman dan bakteri yang masuk kedalam tubuh (Fadhil et al, 2009).
            Parameter darah menjadi salah satu indikator adanya perubahan kondisi pada kesehatan ikan, baik karena faktor infeksi akiat mikroorganisme atau karena faktor non infeksi oleh lingkungan, nutrisi dan genetik. Warna merah dari darah segar disebabkan adanya hemoglobin dalam sel darah merah. Sel eritrosit segar tampak kuning (sel darah putih), karena kumpulan leukosit beraspek putih. Meskipun demikian, sel-sel leukosit yang terpisah dalam darah segar tidak berwarna (Dellman dan Brown, 1989 dalam Prasetyo et al, 2008).
            Eritrosit pada ikan merupakan sel yang terbanyak jumlahnya. Ukuran eritrosit ikan lele adalah 10×11 µm hingga 12×11 µm, dengan diameter inti 4-5 µm. Jumlah eritrosit normal dalam darah ikan lele adalah 3,18×106 sel/ml (Chinabut et al, 1991 dalam Abdullah, 2008). Total eritrosit tertinggi terdapat pada kelompok 5 dan 6 yaitu 7640000 sel/mm3. Sedangkan total eritrosit terendah terdapat pada kelompok 4 yaitu 180000 sel/mm3. Rendahnya jumlah eritrosit menandakan ikan menderita anemia dan kerusakan organ ginjal. Sedangkan tingginya jumlah eritrosit menandakan ikan dalam keadaan stress (Wedemeyer dan Yasutake, 1977 dalam Abdullah, 2008).
            Leukosit pada ikan berbentuk lonjong sampai bulat, tidak berwarna dan jumlahnya berkisar antar 20.000 - 150.000 sel/mm3 (Chinabut et al, 1991 dalam Abdullah, 2008). Hasil perhitungan total leukosit tertinggi terdapat pada kelompok 5 dan 6 yaitu 6048000 sel/mm3, sedangkan total leukosit terendah terdapat pada kelompok  4 yaitu 784000 sel/mm3. hal ini dapat dinyatakan bahwa ikan lele kelompok 5 dan 6 perlu mendapat evaluasi penyakit sesuai pernyataan Dellman dan Brown (1989) dalam Abdullah (2008) bahwa jumlah leukosit yang menyimpang dari keadaan normal mempunyai arti klinis penting untuk evaluasi proses penyakit.
            Hematokrit adalah perbandingan antara volume sel darah dengan plasma darah (Sasradipraja et al, 1989 dalam Abdullah, 2008). Abdullah (2008) menyatakan bahwa kisaran nilai hematokrit ikan lele pada kondisi normal sebesar 30,8 - 45,5. Kadar hematokrit ikan lele tertinggi terdapat pada kelompok 11 yaitu 50%, sedangkan kadar hematokrit terendah terdapat pada kelompok 6 yaitu 0,67%. Nilai hematokrit yang kurang dari 22% menunjukan ikan mengalami anemia (Gallaugher et al, 1995 dalam Abdullah, 2008), sedangkan menurut Nabib dan Pasaribu (1989) dalam  Prasetyo (2008) bahwa nilai hematokrit darah ikan berkisar 5 – 60%, hematokrit di bawah 30% menunjukan defisiensi eritrosit. Apabila ikan terkena penyakit atau nafsu makan menurun maka nilai hematokrit darah menjadi lebih rendah (Delman and Brown, 1989 dalam Prasetyo 2008). maka dapat dinyatakan bahwa ikan lele kelompok 6 terserang anemia dan defisiensi eritrosit sesuai pernyataan diatas.
            Hemoglobin adalah suatu protein dalam eritrosit yang terdiri protoporfirin, besi dan oksigen (sastradipradja et al, 1989 dalam Prasetyo, 2008). Kadar hemoglobin normal ikan lele adalah 12 – 14 Hb/100 ml (Bastiawan et al, 2001 dalam  Alamanda et al, 2007). Hasil praktikum menunjukan kadar hemoglobin ikan lele tertinggi terdapat pada kelompok 2 dan 3 yaitu 11 gr%, sedangkan kadar hemoglobin terendah terdapat pada kelompok 1 yaitu 6,2 gr%. Penurunan nilai hemoglobin menunjukan terjadinya abnormalitas pada kesehatan ikan
            Selama pelaksanaan praktikum reagen-reagen yang digunakan adalah alkohol, giemsa, larutan hayem, larutan turk, dan Na sitrat. Alkohol berfungsi sebagai penyumbat luka bekas suntikan, larutan giemsa digunakan untuk mewarnai sel darah pada pewarnaan hematokrit, larutan hayem berfungsi untuk membunuh sel darah putih, larutan turk berfungsi membunuh sel darah merah, sedangkan larutan Na sitrat berfungsi sebagai anti koagulan.
            Ikan yang diujikan untuk praktikum mengalami kelainan yaitu dapat dilihat dari penurunan jumlah sel darah merah, kadar hemoglobin dan nilai hematokrit. Sedangkan jumlah sel darah putih pada ikan lele meningkat diatas normal, hal ini dikarenakan ikan dalam keadaan stres dan mengalami gejala anemia.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
            Berdasarkan praktikum yang telah dilakuakan, praktikan sudah bisa melakukan teknik pengukuran dan mengetahui nilai parameter hematologi ikan. Dari hasil praktikum, terjadi penurunan kadar eritrosit, hemoglobin, hematokrit dan terjadi kenaikan kadar leukosit. Hal ini diduga, ikan terserang penyakit sehingga nilai leukositnya tinggi yang berfungsi dalam proses antibodi.

4.2 Saran
            Untuk praktikum selanjutnya, diharapkan menggunakan sampel darah dari ikan gurame, nila dan ikan air laut.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Yusuf. 2008. Efektifitas Ekstrak Daun Paci-Paci Leucas lavandulaefolia Untuk Pencegahan Dan Pengobatan Infeksi Penyakit Mas Motile Aeromonad Septicaemia Ditinjau dari Patologi Makro dan Hematologi Ikan Lele Dumbo Clarias sp.. Skripsi. Program Studi Teknologi dan Manajemen Akuakultur. Departemen Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.

Alamanda et al, 2007. Penggunaan metode hematologi dan pengamatan endoparasit darah untuk penetapan kesehatan ikan lele dumbo ( Clarias gariepinus) di kolam budidaya desa mangkubumen boyolali. Jurnal Boidiversitas. 8 : 34 – 38.

Fadhil F, Darmadi, Cuncun H. 2009. Menghitung sel darah merah dan sel darah putih pada ikan lele (Clarias gariepinus) http://www.scribd.com/doc/24174751/Menghitung-Sel-Darah-Merah-dan-Sel-Darah-Putih-Pada-Ikan-Lele [10 Desember 2011]

Prasetyo AE, Dwi HY, Purwanto. 2008. Efektifitas pengaruh pemberian ekstrak bawang putih untuk pengobatan ikan lele (Clarias sp.) yang terinfeksi bakteri Aeromonas hydrophila . PKM Penulisan Ilmiah, Institut Pertanian Bogor.
















LAMPIRAN

Diketahui jumlah sel darah merah  hasil pengamatan dari 5 kotak besar berturut-turut 13,14,9,10,15 dan sel darah putih berturut-turut 9,12,8,9,11. Maka:
a.       Jumlah eritrosit terhitung = 13 + 14 + 9 + 10 + 15 = 61
b.      Rata-rata eritrosit terhitung  =  = 12.2
c.       Total eritrosit terhitung =rata-rata sel terhitung x   x faktor pengenceran
= 12.2 x
= 610000 sel/ml
= 61 x 104 sel/ml
d.      Jumlah leukosit terhitung = 9 + 12 + 8 + 9 + 11= 49
e.       Rata-rata leukosit terhitung  =  = 9.8
f.       Total  terhitung = rata-rata sel terhitung x   x faktor pengenceran
= 9.8 x
                                    = 784000 sel/ml
                                    = 7,84 x 105 sel/ml


Tidak ada komentar:

Posting Komentar